Mine

Mine

Jumat, 10 Mei 2013

Life

Masa kecilku mungkin lebih indah dari pada saat ini. Saat itu ayahku sehat dan berbadan gemuk, lucu sekali kalau mengingatmya. Bahkan dulu, ayahku selalu mendapat panggilan dari keponakan-keponakannya dengan sebutan "Pak Ndut" :D
Segalanya indah, segalanya membahagiakan saat itu. Saat rasanya hidupku bisa dikatakan sangat berkecukupan. setiap malam, aku dan semua anggota keluargaku selalu menghabiskan malam bersama atau dengan kata lain selalu jalan-jalan. Dan setiap akhir pekan, kami pergi rekreasi sekedar untuk menghilangkan penat dan kebosanan akan rutinitas selama seminggu. Indah bukan?
Sangat indah, sangat membahagiakan. Kami seakan tidak kekurangan satu apapun, tapi tentu saja kami tidak pernah lupa untuk menyisihkan uang kami untuk saudara kami.
Namun, kehidupan seseorang tidak selamanya berada di atas, karena pasti akan ada saatnya ka mi terjerembab di dasar jurang. Yah, perlahan segalanya berubah saat masalah yang datang begitu tiba-tiba dan mengubah hidupku 180 derajat dalam sekejab. Ayahku tertipu dengan buaian manis mulut teman lama ayahku. Teman yah teman ayahku lah sumber dari kekacauan hidupku saat itu.
Dari yang hidup serba berkecukupan menjadi hidup yang benar-benar penuh kekacauan. segalanya ludes, bahkan untuk makan pun kami bingung mencari kemana. Segala perabotan rumah tangga, segala peralatan elektronik, segala kendaraan lenyap dijual guna menutupi kebutuhan sehari-hari terutama makan. Segala yang dibawa kabur oleh teman ayahku bukan sepenuhnya milik ayahku, tapi juga milik beberapa teman ayahku yang lain, yang saat musibah itu datang, mereka malah meminta hak mereka pada ayahku yang jelas-jelas sama bingungnya untuk menutupi kebutuhan hidup. Tapi siapa peduli terhadap kesulitan ayahku? Tidak ada, karena mereka pun membutuhkannya.
Aku marah? Ya
Aku kecewa? Ya
Aku bingung? Ya
Aku merasakannya walau saat itu usiaku terbilang masih anak-anak yakni masih 8 tahun dan masih duduk di kelas 2 SD. Tapi apa yang bisa ku lakukan? Aku tak bisa membantu apa-apa. Aku hanya bisa diam menyaksikan segala kekacauan itu. Kedua kakakku yang saat itu masih duduk di bangku kelas 1 SMP dan kuliah semester 2 pun tak banyak membantu. Sama. Kami hanya diam dan merapata[pi segalanya.
Setiap hari yang kusaksikan hanya pertengkaran ayah dan ibuku. Jika tidak maka yang kusaksikan hanya tangisan ibuku. Sedih, tentu saja. Tapi, lagi-lagi aku bertanya pada diriku sendiri. Aku bisa apa?
Untuk mengatasi tingkat kebingungan itu, kedua orang tuaku pergi ke tempat yang tenang di Lumajang sana untuk menenangkan diri. Aku bersyukur akan satu hal untuk itu yakni ibu dan ayahku tak sampai melakukan hal yang salah untuk menanganinya.
Tahun demi tahun, keluargaku tetap terpuruk dalam situasi yang menyulitkan itu. Namun, perlahan kami bangkit, ntah karena apa tapi aku yakin itu karena ayah dan ibuku sudah cukup menyadari apapun yang terjadi akan kehidupan kami tak lepas dari takdir Allah :)
Yah, kami tentu selalu kembali pada pikiran itu.
Hingga saat ini pun, kami mampu menjalani kehidupan kami yang mungkin tidak seberuntung dulu namun hidup kami pun tidak berkekurangan dan cukup. Kami bahagia tentu saja dengan kehidupan kami saat ini walaupun terkadang saat aku sendiri dan kembali teringat masa kecilku rasanya ingin sekali kembali ke masa itu dan rasanya ingin sekali membunuh teman ayahku yang sudah membuat hidup kami menderita saat itu.
Ada penyesalan dalam hatiku jika saja ayahku tidak menuruti buaian mulut temannya itu takkan terjadi apapun yang berbeda terhadap hidupku hingga saat ini. Tapi, tidak. Aku tidak pernah menyesali apapun yang terjadi dalam hidupku karena aku tahu segala yang terjadi dalam hidupku pasti karena kehendak-Nya. Aku tak boleh menyalahkan-Nya dalam hal ini dan dalam hal apapun.
Setidaknya aku bisa mengambil hikmah dari kejadian yang aku alami saat itu yakni keluarga kami jadi tahu rasanya bagaimana menjadi seseorang yang kebingungan hanya untuk makan. Kami juga menganggap kejadian itu sebagai suatu teguran dari Allah SWT, mungkin saat itu kami terlalu banyak menghabiskan uang dan kurang berbagi dengfan orang lain. Dan dengan kejadian itu keluarga kami pun terasa semakin hangat dan akrab. Kami bahagia dengan hidup kami saat ini. Untuk segala yang kami alami di masa kelam itu, memang takkan pernah kami lupakan tapi juga takkan pernah lagi kami ratapi sebagai sebuah penyesalan. Setidaknya kami punya pelajaran hidup yang bisa kami petik dari kejadian itu.
Terima kasih Tuhan untuk segala pelajaran hidup yang Kau berikan pada kami. Kami bahagia dengan segala anugerah-Mu :)

Sabtu, 04 Mei 2013

Rainbow and Ocean

Hulla Hulla.. Today, I wanna share about quotes on Rainbow and Ocean's novel by Ruth Priscilia :D
quotes-quotesnya itu "jleb" banget :p

Novel ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Clara yang sudah lama memendam persaan cintanya pada sahabatnya yakni Neo. Bertahun-tahun Clara mencintai Neo dalam diam, namun akhirnya Clara sampai juga pada titik jenuhnya. Akhirnya Clara memutuskan untuk berlibur ke Swiss ke rumah tantenya. Saat berlibur di Swiss, Clara camping bersama keluarga tantenya. Dan saat itulah kali pertama Clara bertemu dengan Kim Donggum. Namun, pada pertemuan pertamanya itu Clara tidak sempat menanyakan nama dari Kim Donggun karena terlalu canggung dan Clara terlalu cepat meninggalkan tempat camping.

Namun, siapa tahu jodoh? Beberapa tahun setelah pertemuan itu, saat Clara melanjutkan pendidikannya di Korea, dia bertemu lagi dengan Kim Donggun yang saat itu menjadi artis yang sedang naik daun. Dan mereka berpacaran setelah beberapa lama saling mengenal.
Kepergian Clara ke Korea ini tidak diketahui oleh sahabatnya yakni Neo karena Clara terlalu takut tak sanggup untuk meninggalkan Neo.

Setelah setaun Clara berpacarab dengan Kim Donggun, Neo menyusul Clara ke Korea untuk menanyakan mengapa saat Clara pindah, seaakn merahasiakannya dari Neo. Dan sekaligus untuk memberitahu Clara bahwa selama ini Neo pun menyukai Clara.

Theenn, baca deh novelnya :D bagus banget dan aku banget :D


okelah, let's start quotesnya.....

Aku berusaha berhati tulus. namun, rasa sakit itu muncul begitu saja tanpa bisa kuhalangi. rasanya berat sekali untuk tersenyum. rasanya perutku sakit seperti dikocok beratus ratus kali sampai membuat seluruh sarafku kaku - Clara

Apa yang dikeluarkan mulut tidak selalu sama dengan apa yang dirasakan hati - Clara

Jika dia melakukan banyak hal untuk orang yang dia sukai, aku hanya melakukan satu hal - pura-pura tidak tahu. Bagi orang yang tidak tahu, tidak ada alasan untuk menangis, bukan? apapun kulakukan, asalkan bisa mengurangi sedikit kehadirannya di kepalaku meski rasanya hampir mustahil. - Clara

Tapi senyum dan diam bisa berarti banyak. Pernahkah terpikir olehmu, terkadang senyumku hanyalah kamuflase airmata yang tak terlihat? - Clara

Kamu boleh tidak menyukaiku. Tapi bolehkah aku minta supaya kamu tidak pergi? tetaplah disana. aku tahu, memilikimu sama mustahilnya dengan melukisangin. tapi diam disini mungkin akan cukup. MUNGKIN. jangan tinggalkan aku ya. nanti setelah kurasa cukup, aku akan pergi. semoga saja aku benar lelah saat itu. tapi aku pasti menangis - Clara

Airmata tidak menyelesaikan masalah. Tapi musik menyembuhkan luka hati untuk beberapa saat - Clara

Kata-kata tidak pernah mampu terucap. Tapi musik bisa mengatakan segalanya - Clara

Kuatlah, kuatlah seperti angin - Neo

Aku merindukan dan mencintai seseorang hingga rasanya akan mati. Mencintainya seperti menuliskan buku dengan tinta darah. Mungkin seperti itulah aku menggambarkan rasa sakitnya. - Clara

Suatu hari, kamu bukan bintangku lagi.
Suatu hari, kamu bukan lautku lagi.
Suatu hari, mungkin aku akan berhenti jatuh cinta padamu.
Hanya saja, beri aku waktu.
sampai aku bisa membakar semua kenangan ini.
mungkin satu tahun atau dua tahun, entah kapan.
Kalau dunia berkata aku tdk bisa meraihmu, suatu hari akan kupastikan kenangan ini terbakar habis dan kakiku melangkah meninggalkanmu.
Aku hanya butuh waktu.
Tapi saat ini, selamat, karena kamu tahu, aku masih sangat menyukaimu. - Clara

It's okay. I'll just hide the pain with a smile. Like always - Clara

Yang berat adalah ketika aku harus memperlihatkan bahwa aku "mudah" melakukan apaun saat sebenarnya semua terasa susah untuk dilakukan. - Clara

Melupakan orang yang sudah kamu sayangi selama bertahun-tahun, tidak bisa dalam sehari. Pelan-pelan - Diana (sahabat Clara)

Aku tidak suka sesuatu yang romantis. Aku tidak butuh kata-kata manis. Tapi melalui kepolosan dan kesederhanaannya, dia menyatakan cintanya padaku, dan itu adalah hal teromantis yang pernah aku alami seumur hidupku. - Clara

Aku tidak tahu dia pencemburu atau tidak. Tapi yang aku tahu, dia paling tidak suka kalau sesuatu miliknya diusik - Manager Kim Donggun

Satu-satunya kesalahanmu adalah dirimu terlalu sulit untuk dilupakan - Clara

"Aku menghilang bukan masalah besar kan?" - Clara
"Kalau bukan masalah besar, tidak mungkin aku mencarimu hanya untuk bertanya MENGAPA?" - Neo

Menunggu tidak semudah ditunggu - Clara

Aku mungkin bisa melarangmu bertemu dengannya. Tapi aku tidak akan pernah bisa melarang perasaan yang ada di hatimu. Aku tidak akan meminta hal-hal konyol padamu seperti menjauhi seseorang. Yang bisa mengatur hatimu ya cuma kamu.. Tapi mungkin aku akan meminta satu hal. Jangan berhenti menyukaiku - Kim Donggun

Empat tahun sebelumnya tidak ada yang bisa merebutku darimu kan? Apalagi cuma sepuluh hari? - Kim Donggun

Seandainya keadaan bisa membuatku menjawab yang sebaliknya. - Clara

Lihat kan? Menahanku saja kamu tidak bisa. Harusnya dari semula kita tidak usah pacaran. Atau lebih baik lagi : tidak pernah bertemu - Kim Donggun

Jujur, aku masih takut. Takut aku masih seperti yang dulu. Takut menghadapi kenyataan bahwa jantungku masih berdegup begitu kencang saat didekatnya - Clara

Aku harus tersenyum saat marah. Aku harus daim saat ingin menangis. Diam semata-mata karena aku tahu saat aku bicara, airmata akan jatuh lebih cepat dari pada kata-kata pertama yang keluar dari mulutku. - Clara

Boleh aku mengungkapkan rasa kecewaku? aku kecewa karena sedari awal kamu sudah memutuskan untuk mencintaiku dalam diam. Ini tidak adil. Semua jadi begitu sulit sekarang dan aku ketakutan, saat menyadari diriku terlambat. Saranghanika - Neo

Karena saat kamu menunggu, yang kulakukan juga menunggu. Kita sama-sama menunggu - Neo

Kalau kamu melakukannya dari dulu, mungkin hari ini takkan terjadi - Clara

Aku akan melupakannya dan mencintaimu saja - Clara

Aku takkan bisa kalau tak ada kamu. Aku akan mencintaimu sebesar yang aku bisa. Aku akan menemanimu selama akau bisa. Dan aku takkan membuatmu menangis. - Kim Donggun

Airmatayang tak kasat mata rasanya lebih menyayat hati - Diana

Aku mungkin tak pernah bisa benar-benar berhenti mencintainya. Tapi percayalah, kamu adalah orang terakhir yang aku cintai dalam kehidupan ini - Clara

oh iya, aku petik satu pelajaran dari novel ini.
Bahwa pada akhirnya kita akan lebih memilih sesuatu yang menyelamatkan kita dari keadaan yang sulit dari pada sesuatu yang membuat kita berada dalam keadaan sulit walaupun sebenarnya sangat kita inginkan :)